membaca adalah jendela dunia

Selasa, 13 April 2010

Peran Pondok Pesantren Dalam Membangun Sumber Daya Manusia Indonesia yang Berkualitas

Oleh:
Ginandjar Kartasasmita


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk
berbicara pada kegiatan Milad Pondok Pesantren Al Qur’an Al Falah yang ke -29, sekaligus saya
ingin mengucapkan selamat. Saya berdoa semoga pondok pesantren ini, para pimpinan serta
santri, alumni dan keluarga besarnya selalu mendapat limpahan karunia, taufik dan hidayah Allah
SWT. Tema yang ingin saya sampaikan pada acara silaturahmi Ponpes ini adalah “Peran Pondok
Pesantren dalam Membangun Sumber Daya Manusia Indonesia yang Berkualitas”. Tema ini
sangat penting dan relevan dalam menghadapi zaman baru dimana terjadi perubahan ekonomi,
sosial dan budaya yang sangat cepat.
Memasuki Abad ke-21, bangsa-bangsa di dunia sedang berlomba dalam pengembangan
berbagai teknologi strategis. Dampak perkembangan teknologi ini menyebabkan kompetisi
perekonomian menjadi makin tajam dan melebar. Persaingan makin melebar karena cepatnya
perkembangan teknologi informasi dan transportasi yang menyebabkan makin mudahnya bagi
negara-negara untuk mengakses infromasi bisnis, industri dan teknologi. Kesempatan
memanfaatkan dan menguasai teknologi dan bisnis juga bisa diraih oleh negara-negara
berkembang. Persaingan juga makin tajam dalam arti perkembangan teknologi makin canggih,
dan dengan arus modal yang makin cepat berputar dan meluas akan memungkinkan banyak orang
memiliki, membeli dan menggunakannya, walaupun masih belum mampu menguasai atau
mengembangkan sendiri teknologi tersebut.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat di berbagai bidang sejak dasawarsa 1980-an
berdampak dan secara dramatis telah mengubah pengertian konseptual kita tentang jarak, waktu,
budaya, gaya hidup dan perilaku.
Karena interaksi antar bangsa makin meningkat dengan berkembangnya teknologi
informasi, komunikasi dan transportasi maka akses terhadap nilai-nilai baru, terutama nilai -nilai
budaya dari luar masyarakat kita makin besar. Dengan terbukanya perekonomian nasional
terhadap perkembangan perekonomian dunia, ketika kita memasuki era millennium ke III,
dampaknya yang sangat terasa adalah pada kehidupan ekonomi yang makin kompetitif dalam
kondisi terbatasnya sumber daya yang tersedia. Krisis ekonomi dan keuangan yang menimpa
kita, dan berbagai negara lainnya, yang disebut sebagai Krisis Asia, juga adalah akibat dari proses
keterbukaan ekonomi tersebut.
Memasuki era baru ini, dalam kehidupan bangsa kita pun t elah terjadi transformasi di
semua segi terutama sosial dan budaya yang sangat cepat dan mendasar pada semua aspek
kehidupan manusia. Proses transformasi dari era lama ke era baru ini sekarang telah berpadu
dengan proses pembaharuan, yang kita kenal dengan reformasi. Reformasi sebagai koreksi atas
kekeliruan di masa lalu sangat diperlukan dan telah menjadi proses yang tidak bisa ditunda.
Tetapi, kalau kita tidak hati -hati dalam mengelola proses perubahan ini bisa terjadi benturan-
benturan besar yang dapat merusak nilai -nilai bangsa yang sangat mahal kita pertahankan selama
ini seperti persatuan dan kesatuan. Disinilah peranan agama yang menjadi landasan dan
penyaring segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting peranannya, terutama
membendung nilai yang sama sekali bertentangan dengan budaya dan kepribadian bangsa
Indonesia yang telah terbentuk dan teruji dalam suatu proses yang panjang.
Berbagai perubahan tersebut menuntut sikap mental yang kuat, disamping efisiensi,
produktivitas, dan peran serta masyarakat. Hal ini berarti meningkat pula tuntutan terhadap
pengembangan SDM yang makin berkualitas dan tangguh, yang mampu mengantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi dan mengatasi ekses-eksesnya.
Perkembangan SDM akan dengan sendirinya terjadi sebagai hasil dari interaksi antara
pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial budaya termasuk kedalaman pengamalan ajaran dan
nilai -nilai agama serta perkembangan iptek. Apabila dilaksanakan secara terencana dan
terkendali, ketiga proses tersebut menjadi sinergistik. Dalam hal ini pembangunan ekonomi tidak
secara otomatis menjamin terdapatnya peningkatan kualitas SDM. Namun perkembangan SDM
yang berkualitas dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Setelah kita telusuri peluang dan tantangan untuk meningkatkan kualitas SDM sampailah
kita pada harapan pada upaya peningkatan SDM melalui pondok pesantren. Jerih payah yang kita
amalkan dalam pendidikan Pondok Pesantren diharapkan kelak dapat melahirkan intelektual
muslim yang:
1. selalu berbuat atau bertindak sesuai dengan ketentuan yang diamanahkan oleh Al Qur’an dan
Al Hadis agar dia selalu dapat menempatkan dirinya sebagai choeru ummah yang dapat
menjadi tauladan di tengah masyarakat sekelilingnya;
2. takutnya hanya kepada Allah SWT tidak kepada ciptaan Allah SWT lainnya;
3. ingin menciptakan kemakmuran serta kedamaian di muka bumi;
4. takut menyebarkan fitnah, berani menegakkan kebenaran serta keadilan;
5. dalam mengerjakan apapun hanya dalam rangka mencari ridho Allah SWT, karena sadar
benar tentang adanya kebahagiaan yang abadi di akhirat;
6. memiliki sifat -sifat siddiq, amanah, tabliqh, fatonah, serta selalu tawadhu dan tafakhur
7. memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga mampu menemukan hal -hal baru yang
bermanfaat bagi manusia.
Untuk mewujudkan harapan tersebut di atas kunci utamanya terletak di tangan para
pendidik, yang harus memiliki karakter kuat, sabar, istiqomah, tegas, penuh perhatian, adil,
menguasai benar -benar materi yang ingin disampaikan.
Guru yang sadar benar bahwa anak didik bukan sekedar titipan orangtunya untuk dididik
menjadi manusia yang memiliki ahlak mulia, tetapi lebih tinggi lagi adalah amanah dari Allah
SWT. Di sini terasa benar betapa berat tugas seorang guru. Sekali salah didik sulit diperbaiki
lagi, karena tahapan umur anak-anak mempunyai kekhususan tersendiri. Anak didik kita sebagai
kertas putih sekali sudah tercoreng tinta, sulit dapat dihapus.
Tuntutan jaman menghendaki agar pembentukan kepribadian harus dilakukan secara lebih
seksama, sehingga SDM diarahkan untuk menghadapi tantangan jaman dan di waktu yang
bersamaan menjadi insan yang taat menjalankan ajaran agamanya. Dengan perkataan lain Pondok
Pesantren harus dapat turut mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa, yang
berilmu dan beramal; juga manusia Indonesia yang modern. Saya ingin menggarisbawahi peran
pondok pesantren sebagai agen modernisasi seperti di masa yang lalu, pada masa pendidikan di
pondok pesanten menduduki tempat yang unggul di masyarakat. Saya berpendapat keunggulan
ini dapat diraih kembali, yaitu dengan mengembangkan pondok pesantren juga sebagai pusat
pendidikan dan pengembangan budaya modern.
Peran pondok pesantren dalam masyarakat kita sangat besar, terutama pada akar rumput.
Oleh karena itu, proses modernisasi masyarakat kita, akan dapat lebih cepat apabila dipelopori
oleh pondok-pondok pesantren. Untuk itu memang pondok pesantren itu sendiri perlu
menyesuaikan pola pendidikan dan pengajarannya serta kehidupan para santrinya agar pondok
pesantren dapat menjadi lembaga masyarakat yang mandiri tetapi tetap berada di atas landasan
firman Allah SWT dan hadist Nabi Muhammad SAW.
Sebagai penutup, kita mengharapkan pula pondok pesantren, para santri dan alumninya
dapat menjadi pelopor reformasi dalam membangun masyarakat Indonesia baru yang demokratis,
maju dan mandiri di atas landasan kejujuran, kebenaran dan keadilan.

7 komentar:

  1. wanipiro86@gmail.com
    http://wanipirro.blogspot.com/


    BalasHapus
  2. kesehatankami87@gmail.com

    http://sugenkdkk.blogspot.com/

    BalasHapus
  3. arifirvan8@gmail.com

    http://serbet8.blogspot.com/

    BalasHapus
  4. jaimtenan@gmail.com

    http://jaim122.blogspot.com/2012/12/pendidikan.html

    BalasHapus
  5. Sugenkgakgundul@gmail.com

    http://sugengdkk.blogspot.com/

    BalasHapus
  6. http://novusemua.blogspot.com/

    BalasHapus